Kamis, 19 Maret 2009

Refleksi Filsafat Pendidikan Matematika (2)

Waktu ujian perkuliahan filsafat kemarin ada sebuah soal sebagai berikut;
"batu dilempar ke kaca, kaca pecah. kenapa kacanya pecah??"
Jawaban dari soal tersebut adalah;
"kaca menjadi pecah belum tentu karena batu."
?????
Itulah filsafat. Hal yang sulit untuk dipahami, namun menarik untuk dipelajari.

Jam

Saat ini kupandangi jam di puskom.
1:13
Nyala biru, background hitam, indah.
1:14
Kapan aku pulang?
1:14
Besok ada kuliah…
Begitulah rutinitas kehidupan kita. Kita menjalani berbagai hal di dunia ini.
1:16
Masih terus berkedip-kedip titik dua si jam. Ga mengenal lelah. Tiap detik dia berkedip.
1:17
Jam, apakah engkau tidak lelah? Engkau selalu lapor akan waktu di setiap detiknya. Engkau terus member laporan walaupun saat tak seorangpun meminta laporan darimu.
1:18
Masih berkedip.
1:19
Masih
Jam, begitu setianya engkau melayani manusia, padahal engkau tau sendiri sikap mereka terhadapmu. Mereka tak pernah menghormatimu. Mengganti bateraimu saja mereka telat sehingga kamu tidak dapat menjalankan tugasmu seperti biasa. Kalau sudah kayak gini, siapa yang disalahkan?? Tentu saja kamu jam. Mereka menyalahkanmu, mencaci makimu, gara-gara kamu mereka jadi terlambat berangkat kuliah. Padahal ini salah mereka sendiri yang telat untuk mengganti bateraimu.
1:22
1:23
Masih terus berkedip. Masih terus lapor kepada manusia jam berapa saat ini.
1:24
Kenapa engkau sangat setia? Apa tidak lelah? Engkau selalu menghitung waktu tiap detiknya. Selalu melaporkan waktu walaupun saat manusia tidak membutuhkan laporanmu. Saat mereka tidur, saat mereka mealamun, engkau masih saja menghitung waktu.
1:26
Engkau selalu menjawab setiap ada manusia bertanya kepadamu. Jam berapa sekarang?? 1:27.
Setia, engkau masih setia.
1:27
Jam, jam berapa sekarang? 1:28.
Apa engkau tidak kecewa dengan manusia???? Engkau telah tulus melayani mereka. Tapi apa yang mereka lakukan untukmu??? Mereka tidak menghargaimu.
1:29
Jam, jam berapa sekarang? 1:30.
Masih saja engkau setia.
Jam, yang sabar ya. Maafkan manusia yang belum menghargaimu. Semoga dengan setianya engkau kepada mereka, mereka jadi sadar dan mereka akan menghargaimu. Setelah mereka menghargaimu, semoga mereka juga akan "menghargai waktu setiap detiknya" seperti halnya engkau menghitung waktu di setiap detiknya.
1:35
Masih saja berkedip.
Yang sabar ya jam. Semoga manusia cepat sadar akan pentingnya engkau dan waktu yang engkau hitung tiap detiknya.
Jam, jam berapa sekarang?? 1:37.
Setianya engkau.
Tetaplah engkau setia ya jam, karena manusia membutuhkan engkau untuk melayani mereka dalam rutinitas mereka.
Jam, jam berapa sekarang?? 1:39.
Aku salut jam sama kamu. Semoga dengan kesetiaan kamu, manusia menjadi cepat sadar akan berharganya waktu.
1:40
Jam, jam berapa sekarang? 1:41
Aku pulang dulu ya jam. Sabarlah menanti manusai menjadi sadar akan waktu.
Terima kasih jam, telah selalu mengingatkanku akan waktu. Semoga mulai saat ini aku bisa lebih menghargai waktu.
1:43
Masih berkedip. Masih setia.
1:44
1:45
1:46
masih
1:49
1:54
Selalu....

Refleksi Filsafat Pendidikan Matematika

Assalamualaikum Wr. Wb.
Filsafat Pendidikan Matematika adalah salah satu mata kuliah yang saya tempuh pada semester 6 ini. Dengan diampu Seorang Doktor yang sangat pandai berfilsafat, saya mencoba untuk belajar mengenai filsafat.

Sebelum mengenal filsafat, saya anggap filsafat itu mudah untuk dipahami. Namun, setelah Dr. Marsigit M.A mengisi kuliah filsafat kami dan beliau memberi gambaran tentang filsafat, saya menjadi tahu, bahwa filsafat ternyata sangat sulit untuk dipahami. Ilmu filsafat sangatlah luas. Hampir segala sesuatu dapat dihubungkan dengan filsafat.

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Dimulai dari zaman nenek moyang kita dulu, Socrates sang filsuf ternama telah mulai berfilsafat. Dia merupakan seorang filsuf yang sangat terkenal. Banyak filsuf-filsuf masa kini yang ingin menjadi seperti dia. Untuk menjadi seperti dia, kita harus giat dalam mempelajari filsafat. Beruntung saya mempunyai dosen filsafat yang sangat pandai dalam berfilsafat, Dr. Marsigit M.A yang saya harapkan dapat mengajari saya untuk berfilsafat. Dia telah menuliskan berbagai elegi yang di dalamnya penuh dengan bahsa-bahasa filsafat. Menurut saya, beliau sangatlah pantas untuk disebut sebagai filsuf dan dijajarkan dengan filsuf-filsuf ternama dunia.

Dengan modal mempunyai dosen filsafat yang sangat pandai berfilsafat, saya ingin mempelajari sedikit tentang filsafat walaupun hanya “sak kuku irenge” dari semua ilmu filsafat. Semoga dengan mempelajari ilmu filsafat, kelak akan berguna bagi saya dalam mengarungi kehidupan ini.

Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

diriku,,,

Mahasiswa Pendidikan Matematika NR 06C FMIPA UNY